Rasanya sudah lama aku ingin ungkapkan hal ini. Namun... terasa sulit bagiku.
Aku membutuhkan kejujuran yang utuh dan pengungkapan yang benar agar tidak menimbulkan 'efek buruk' di kemudian hari.
Kejadian demi kejadian yang ku alami... menciptakan banyak pertanyaan dalam benak ku.
Dan semua pertanyaan itu tertuju kepada 'kamu'... seseorang yang... mungkin boleh dibilang telah mendominasi pikiran dan perasaan ku.
Dan salah satu pertanyaan itu adalah : "Apa sih yang sebenarnya kamu mau dari aku...?"
Setelah sekian lama kita 'bersama'... ada saat aku merasa sangat jenuh dan bahkan kecewa pada 'sikap dan perbuatan' mu terhadap ku. Namun aku berusaha untuk bersabar. Menanti 'kamu' untuk berubah...
Berubah dari orang yang sering 'berkata kasar dan mengutuki' menjadi orang yang berkata 'lemah lembut dan memberkati'
Berubah dari orang yang kurang menghargai orang lain, menjadi orang yang penuh empati terhadap orang lain.
Berubah dari orang yang selalu curiga, menjadi orang yang dapat mempercayai orang lain.
Aku bahkan tak pernah bosan untuk menyebut nama 'kamu' dalam setiap doa ku. Aku memberkati 'kamu' dengan perkataan berkat 'kesehatan yang sempurna, hikmat yang luar biasa, hati yang lemah lembut, hati sebagai Bapa, keluarga yang harmonis, dan kekayaan materi yang berlipat kali ganda, serta pemulihan keluarga yang sempurna, juga tak lupa untuk memberkati setiap hasil usaha yang 'kamu' lakukan'
Dan... aku bersyukur meski belum seluruhnya, sudah terlihat ada perubahan yang baik dalam diri 'kamu'
Hal lain yang membuat ku bertanya adalah...
Dulu ketika aku mengutarakan 'keberatan' ku atas sikap mu yang ku rasakan tidak 'menghargai' keberadaan ku selama ini... seseorang berkata kepada ku bahwa... 'aku memang belum layak untuk mendapatkan itu dari 'kamu''
dan sekarang aku bertanya...
"Benarkah dulu kamu berkata seperti itu untuk menjawab pertanyaan ku?"
Dan kemudian....
Saat aku mengutarakan langsung kepada 'kamu' tentang niat ku yang ingin 'pergi' dari 'kamu'....
Jawaban 'kamu' sungguh diluar dugaanku. 'Kamu' menahan ku dengan berbagai perkataan yang... jujur membuat aku terkejut. Sangat tidak sama dengan yang pernah ku dengar dulu.
'kamu' sendiri yang mengatakan kalau 'kamu' sangat membutuhkan aku, karena kamu sudah sangat 'mempercayai' aku.
Apakah itu berarti... kamu tidak pernah menginginkan aku untuk 'pergi' dari 'kamu'...???
Kamu menegas kan kepada ku bahwa 'kamu' ingin selamanya aku terus ada bersama 'kamu'
Dan... aku dapat merasakan dari tatapan mata 'kamu' yang... sepertinya sangat berat untuk 'melepaskan' aku.
Ditambah juga dengan perkataan 'kamu' yang menyatakan kalau jika aku memaksa untuk 'pergi' dari kamu... itu sama dengan aku telah membuat 'kamu' kecewa, sakit hati, dan kepahitan terhadap aku.
Tentu saja aku tidak ingin hal itu terjadi. aku tidak ingin menyakiti hati siapapun. Apalagi 'kamu', seorang yang telah berhasil membuat ku 'kecewa dan tersakiti' oleh 'sikap dan perbuatan' 'kamu' yang membuatku merasa diperlakukan 'tidak adil'. aku tidak ingin membalas sakit hati dan kecewa ku kepada 'kamu' dengan hal yang serupa. Karena Tuhan tidak mengijinkan hal itu untuk ku lakukan.
Dan ketika... sesuatu yang 'buruk' menimpa ku, aku hampir tidak percaya kalau 'dia' yang telah berbuat 'hal yang jahat' kepada ku adalah... seseorang yang ada hubungannya dengan 'kamu'. Aku berusaha untuk menyimpannya dengan alasan tidak ingin melihat 'kamu' kecewa... atau bahkan mungkin 'malu'...???
Tapi nyatanya aku memang tak mampu bertahan. Semakin ku simpan sendiri... semakin membuat ku 'tidak nyaman' , 'tidak tenang', 'ketakutan' dan juga ingin 'MARAH'. Tetap aku bersyukur kepada Tuhan ketika DIA tidak mengijinkan aku untuk 'mengotori tanganku' dengan 'memukulnya'.
Dan ketika... aku mengungkapkan kejadian itu kepada 'kamu'... aku masih berusaha menjaga agar kamu tidak 'kecewa' dan 'malu' atas perbuatan 'dia'.
Saat itu aku sangat berharap 'kamu' sendiri yang menyuruh aku untuk 'pergi'. Dan memang kamu sempat menyisipkan perkataan 'mungkin aku harus pergi'. Tapi kenyataannya....
Respon ku atas perkataan 'kamu' saat itu adalah aku mulai mencari tempat 'baru' bagi diriku sendiri. Tapi... tiba-tiba 'kamu' berkata kalau kamu ingin menempatkan aku di tempat lain tapi masih berada dalam jangkauan 'kamu'
Dan 'kamu' tahu apa yang ada dalam pikiran ku saat itu...???
Sebuah pertanyaan yang mungkin memang harus kamu jawab dengan jujur.
"Apa maksud 'kamu' seperti itu? Apakah itu adalah ungkapan sayang dan perhatian 'kamu' atas ku...?? atau justru bentuk 'keegoisan' 'kamu'...???"
'kamu'... selalu berkata kalau aku ini PENTING bagi 'kamu'.
tapi sikap dan perbuatan 'kamu' tidak menunjukkan kalau aku ini 'penting' bagi kamu....
Memang benar kamu memberikan ku sesuatu yang 'aku inginkan'. Dan aku bersyukur serta berterimakasih untuk itu.
Tapi ketika aku melihat 'mereka' yang lain juga mendapatkan hal yang sama bahkan 'lebih' dari yang ku terima dari 'kamu'... aku menganggap 'pemberian' 'kamu' adalah hal yang sangat wajar karena tidak melebihi 'pemberian' 'kamu' terhadap mereka yang lain.
Dan sekarang... aku bertanya kepada 'kamu'
- Seberapa 'penting'kah aku bagi 'kamu' sehingga 'kamu' terus mempertahankan aku?
- Sebodoh apakah aku sehingga terlalu sulit bagi 'kamu' untuk memberikan 'reward' kepada ku?
sehingga mereka yang 'baru datang' pun mendapatkan nilai yang sama dengan aku yang telah sekian lama bersama 'kamu'.
Jika benar semua yang telah ku lakukan itu 'kamu' pandang 'tidak layak' untuk mendapatkan 'reward' dari 'kamu'... apakah tidak sebaiknya 'kamu' melepas kan aku dan memberi kesempatan kepada ku untuk berbuat lebih baik lagi kepada 'yang lain'...???
Cukuplah aku saja yang meraskan 'sakit dan kecewa' ini... dan menurut ku... 'kamu' tidak punya alasan untuk 'kecewa dan sakit hati' terhadap ku setelah 'kamu' memahami dengan jernih semua yang telah ku tuliskan ini.
untuk 'kamu' tau... sebenarnya aku sangat ingin 'pergi' dari 'kamu'. karena aku ingin dapat memberikan 'yang terbaik' bagi keluarga ku.
'kamu' tidak pernah tahu kan bagaimana rasanya diusir? atau melihat orang tua dan keluarga kamu diusir?
tapi aku... saat ini sedang mengalaminya. keluarga ku di usir dari rumah kontrakan. sakit rasanya melihat hal itu...
Tapi aku tetap bersyukur karena Tuhan yang menguatkan hati ku juga keluarga ku.
aku hanya punya satu alasan untuk tetap bertahan di sisi 'kamu' yaitu Tuhan yang berkendak.
tapi 'kamu'... cukup 2 alasan untuk dapat 'mempertahankan' aku. adalah :
'menjauhkan' aku dari 'dia' dan... berikan 'hak-ku secara penuh' sesuai dengan keberadaan ku selama ini.
'kamu' tau bagaimana rasanya jika 'dianggap tidak layak'...???
selama ini aku telah berusaha semaksimal yang aku dapat lakukan. kalau memang ukuran 'kamu' adalah kepandaian yang menguntungkan...
mengapa 'mereka' yang sudah sangat jelas 'merugikan' 'kamu' secara nominal, masih 'kamu' berikan hak?
apakah beda nya antara aku dengan 'mereka' yang lain...??? kalau aku bilang aku ini nggak penting, 'kamu' sendiri yang mengatakan kalau aku ini 'penting' bagi 'kamu'
Dan lagi... 'mereka' tidak pernah 'kamu' 'ambil waktu'nya untuk menjaga 'anak-anak' mu saat kamu pergi...
atau... justru karena aku bersedia untuk itu serta 'kisah ku dimasa lalu' yang membuat 'kamu' enggan untuk menganggap aku sama dengan yang lain? terlalu 'rendah' kah bagi 'kamu' sehingga sangat mencolok sekali perbedaan penilaian 'kamu' bahkan terhadap 'mereka' yang baru datang.
Sekarang... aku hanya dapat berharap 'kamu' diskusikan hal ini dengan Tuhan. Yang mungkin selama ini DIA telah mengatakan kepada 'kamu'... tapi 'kamu' yang kurang mendengarkan atau bahkan tidak 'mentaatinya'
Dan 'aku' bukan saja yang telah menyampaikan tulisan ini kepada 'kamu'
tapi juga adalah 'aku-aku' yang lain yang bernasib sama seperti 'aku'
God Bless you....