Kisah berikut ini ku buka bukan karena aku bangga pada perbuatan dosa yang telah terjadi dalam hidup ku. Namun lebih karena aku ingin kita semua (yang membaca) dapat belajar dan mengambil hikmat dari kejadian berikut ini.
Sejak kecil... meskipun aku belum mengenal Kristus secara pribadi, namun aku selalu berusaha untuk hidup lurus dan tidak macam-macam. Aku hidup dalam ketaatan kepada sesuatu yang ku anggap Tuhan. Aku nggak pernah berhitung atas apa yang telah ku lakukan untuk Tuhan ku. Sembahyang, mengaji, berpuasa, bersedekah, dan berbuat baik kepada orang lain. Semua itu ku lakukan semata karena aku ingin hidup ku ini berkenan dihadapan Tuhan ku saat itu.
Meskipun aku terhitung masih usia kanak-kanak (Sekolah Dasar), namun ibadah ku kepada Tuhan tidak main-main. Aku selalu bersungguh-sungguh kepada Tuhan. Jangankan untuk berbuat yang tidak baik atau tidak sopan. Berkata-kata yang buruk saja aku takut.
Saat itu... aku hidup bersama paman dan tante ku di sebuah daerah di Jawa Timur. Daerah yang syarat akan adat dan segala sesuatu seperti telah diatur sejak jaman dahulu. Tentang bagaimana harus bersikap kepada orang yang lebih tua, dan sangat jelas pada setiap peraturannya. Bahkan setiap kali Hari Raya tiba, keluarga besar kami sujud sungkem kepada kedua Eyang ku dari anak tertua hingga ibu ku sebagai anak termuda nya. Kalau ingat saat itu... rasanya seru...!!! Berkumpul bersama dan ternyata... sangat banyak sanak saudara ku yang tinggal berjauhan itu.
Tapi sekarang... adat itu seperti telah terlupakan seiring dengan meninggalnya kedua eyang ku dan perkembangan jaman. Kami sudah tidak lagi mengutamakan berkumpul bersama saat Hari Raya tiba.
Beranjak remaja... dan akhirnya dewasa... aku masih hidup seperti saat aku kecil dulu. Tetap rajin beribadah, dan menjaga sikap hidup ku agar tidak jatuh dalam arus kehidupan di kota sebesar Jakarta ini. Dan... berhasil. Paling tidak sampai Tahun 2004.
Pertengahan 2004, sebuah perjalanan hidup yang tak pernah ku duga harus aku lalui.
Berawal dari perkenalan dan kedekatan ku dengan seorang perempuan di tempat aku bekerja dulu. Singkat cerita, dia bilang kalau dia mencintai aku dan ingin menjadi orang yang spesial dalam hidup ku. Spontan saja aku marah dan menolak nya mentah-mentah. Yang ada dalam pikiran ku saat itu, dia sedang melecehkan aku. Memang nya dia pikir aku ini lesbian?
Sejak saat itu aku merasa nggak nyaman di tempat kerja. Setiap kali mau berangkat ke kantor, aku selalu merasa takut dan rasanya berat langkah kaki ku untuk kesana. Malas untuk melihat wajah nya dan malas untuk berkomunikasi dengan nya.
Dalam tangis ku saat itu... "Kenapa dia tega melakukan itu? Apa yang membuat nya iri terhadap ku sehingga dia berusaha untuk membuat ku tidak betah bekerja disini? Aku bekerja bukan untuk mencari karir, tapi sekedar mencari uang untuk membantu keluarga ku"
Tapi... seperti nya dia tak mau tau tentang apa yang ku rasakan saat itu. Dia bahkan terus mendesak ku agar aku mau menerima cinta nya yang menurut ku adalah hal yang sangat tidak masuk akal.
Hingga akhirnya... aku tidak mempunyai pilihan lain. Selain aku belum mendapatkan pekerjaan baru di tempat lain, bapak ku berpesan agar aku tidak menolak nya dengan alasan kalau orang seperti itu biasanya nekat. Takut dia berbuat jahat terhadap ku atas penolakan ku itu.
Ku terima ajakan nya untuk 'jalan' bersama. Awalnya... aku hanya ingin mengambil jalan tengah bagi kami. Tapi yang terjadi adalah... aku terperosok pada jurang yang telah dia buat. Segala macam cerita nya yang mengundang simpati ku... dia manfaat kan untuk masuk kedalam hati ku lebih dalam lagi. Yang masih ku ingat adalah dia bilang kalau dia tidak punya keluarga di Jakarta ini dan dia juga mempunyai penyakit gagal jantung, paru-paru, ginjal dan penyakit berat lainnya.
Dan... perlahan namun pasti... akhirnya aku pun jatuh iba padanya. Dan... khawatir ku akan keadaannya, serta kebersamaan kami selama ini... membuat ku makin terbiasa dengan nya.
Sebenarnya... tidak ada kesan yang istimewa setiap kali aku menghabiskan waktu dengannya. Dan hal yang sangat tidak ku duga adalah... dia menginginkan ku lebih dari sekedar jalan-jalan dan teman curhat. Saat dia bilang ingin 'menyentuh' ku... terasa aneh bagi ku. Aku tolak dengan perasaan cemas. Di satu sisi aku merasa risih, di sisi lain aku juga merasa takut kalau dia akan mencelakai ku.
Hingga suatu hari... runtuh sudah tembok yang selama ini ku bangun sejak kecil. Aku sengaja nggak mau sembarangan pacaran dan bahkan aku menjaga jarak serta tidak bersentuhan dengan lawan jenis ku meski hanya sekedar bersalaman, karena aku ingin tetap suci di hadapan Tuhan. Tapi hari itu... aku seperti terjatuh dari atas menara tertinggi yang mampu ku daki. Ciuman pertama ku... dengan seorang perempuan....????
Sejak saat itu juga aku merasa telah kehilangan segalanya. Terlebih, aku kehilangan diri ku sendiri di hadapan Tuhan. Rasa kecewa yang berkembang di dalam hati ku... membuat ku terjatuh semakin dalam. Entahlah apakah itu yang dinamakan cinta...??? Aku menyimpan perasaan yang dalam padanya. Setiap saat yang terpikirkan oleh ku hanya dia. Aku selalu ingin berkorban untuk nya, dan yang lebih parah lagi... aku ingin selalu bersamanya dan cemburu setiap kali melihat dia dengan orang lain.
Aku tidak mampu lagi menguasai diri ku sendiri. Seperti ada kekuatan lain yang membuat ku tak ingin lepas dari kondisi itu. Meski ada saat nya aku merasa aneh dengan diri ku sendiri. Mengapa aku bisa dekat dan terkesan menikmati kebersamaan ku dengannya...???
Tapi semakin aku mencoba untuk lepas dari kondisi itu... semakin sulit rasanya.
Dan suatu hari....
Aku datang kepada Tuhan. Aku mengakui semua kesalahan dan dosa ku selama ini. aku juga mengakui kalau berat hati ku saat mengalami hal itu. Aku percaya bukan DIA nggak tau bagaimana sakitnya hati ku saat itu. Tapi... karena DIA lebih tau apa yang terbaik untuk ku... ku rasakan DIA bergegas untuk menolong ku.
Memang tidak saat itu juga aku 'sembuh'. Butuh waktu yang cukup lama untuk aku benar-benar dapat dinyatakan telah sembuh dan pulih dari kondisi itu.
Tuhan memisahkan aku dari nya. Dan... selama itu, aku hanya bisa taat pada Tuhan. Apapun yang Tuhan mau aku lakukan, aku pasti melakukannya. Tak peduli meskipun itu adalah hal yang 'aneh' menurut ku. Tapi aku selalu taat.
Tuhan menyuruh ku untuk mendoakan nya dan mengampuni nya... aku lakukan. Meski pun sakit rasanya hati ku setiap kali menyebutkan namanya.
Dan hasilnya... di Tahun 2007, Tuhan memulihkan kondisi hati ku. DIA meyakinkan aku bahwa aku yang sekarang adalah aku yang baru. Masa lalu memang tidak bisa dihapus. Namun masa depan yang baik, membuat kita terlihat cerdas dalam mengatasi masa lalu yang buruk.
Yang bisa ku bilang saat ini, bebas saja orang lain mau menilai ku seperti apa. Yang jelas... ketika dulu aku jatuh dalam dosa itu, aku hanya jatuh dengan satu orang itu saja. Tidak dengan orang lain dan tidak pernah berpikir akan berbuat dosa yang lain lagi.
Saat proses pemulihan itu... rasa sakit yang mendalam menyelimuti hati dan perasaan ku. Tapi... setelah aku dipulihkan, aku merasa terbebas dan menjadi pribadi yang baru. Penuh dengan damai sejahtera dan sukacita.
Dan kalau sampai saat ini aku belum terlihat berpacaran dengan seorang laki-laki, bukan berarti aku masih seperti dulu ya... Tapi lebih karena aku ingin menjaga diri ku dan mempersiapkan diri ku sebaik mungkin untuk pasangan hidup ku yang sesungguhnya. Aku bukan orang yang mudah untuk jatuh cinta. Tapi ketika aku mencintai seseorang, maka aku akan bersungguh-sungguh dengannya dan dialah satu-satunya orang yang akan mengisi hati dan hidup ku.
Dan aku percaya pada waktu Tuhan yang sempurna bagi ku. Seseorang telah Tuhan persiapkan untuk ku. Dia adalah seorang laki-laki yang akan melengkapi hidup ku dan menjadikan rencana Tuhan atas hidup ku sempurna.
Tidak ada dosa yang tidak mau Tuhan ampuni. Bahkan dosa yang membuat orang-orang menganggap remeh. Manusia bisa saja menghakimi orang lain karena dosanya. Tapi Tuhan... menjamah kita dan mengampuni setiap dosa kita ketika kita datang mengakui dosa kita dengan segala kerendahan hati kita.
Yesus... menjamah hati ku dengan sangat lembut. Dan pengajarannya yang keras membuatku menjadi semakin tegar menghadapi masalah yang lebih besar lagi di hadapan ku.
Dosa... adalah hal yang menjijikkan di hadapan Tuhan. Namun Tuhan rela menebus dosa itu hanya karena satu keinginanNYA. DIA ingin tetap bersama-sama dengan kita di Surga kelak. Karena Surga tertutup bagi dosa sekecil apapun itu. Untuk itulah darahNYA rela tertumpah.
Dosa manusia hanya bisa ditebus oleh darah manusia yang tak pernah berbuat dosa. Dan tidak ada seorangpun manusia yang tidak pernah berbuat dosa selain ALLAH itu sendiri yang menjelma kan diriNYA sebagai manusia.
I have added myself to follow your blog. You are more than welcome to visit my blog and become a follower also.
ReplyDelete